Laporan Tugas Akhir Kebidanan Komprehensif Pada Ny “F” Di Puskesmas Marawola Sigi

Pembangunan kesehatan dilakukan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat. Kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi bencana.Saat ini, Indonesia sedang menghadapi bencana non alam COVID-19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan neonatal menjadi salah satu pelayanan yang terkena dampak, baik secara akses maupun kualitas. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan studi kasus menggunakan pendokumentasi 7 langkah varney. Subjek penelitian yang diambil adalah Ny. F umur kehamilan 37 minggu. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada Ny. F diperoleh bahwa telah dilakukan pendampingan secara komprehensif dan diperoleh data bahwa Ny. F datang melakukan pemeriksaan pada tanggal 13 Juni 2020. Hasil pemeriksaan Ny. F G4P3A0 umur kehamilan 37 minggu. Pada proses persalinan kala 1 berlangsung selama 6 jam, kala II berlangsung selama 30 menit, bayi lahir spontan pada pukul 14.05 WITA, kala III berlangsung selama 5 menit, plasenta lahir spontan lengkap pada pukul 14.10 WITA , pemantauan kala IV berlangsung 2 jam. Masa nifas dilakukan kunjungan sebanya 3 kali, KF 1 dilakukan pada 6 jam-3 hari post partum, KF 2 dilakukan pada 4-28 hari post partum, KF 3 dilakukan pada 29-42 hari keadaaan ibu dan bayi tidak ada penyulit. Pada bayi Ny. F dilakukan kunjungan seebanyak 3 kali, KN 1 dilakukan pada 6 jam, KN 2 dilakukan pada 6 hari, KN 3 dilakukan pada 14 hari. Pada tanggal 7 Juli Ny. F sudah menggunakan KB Implan. Standar pemeriksaan kehamilan menggunakan 12 T sedangkan menurut teori menggunakan 14 T, kenaikan berat badan tidak sesuai kategori IMT yang dianjurkan, sehingga hal ini terdapat kesenjangan antara asuhan yang diberikan dengan teori. Proses persalinan dan bayi baru lahir tidak terdapat kesenjangan. Proses nifas kunjungan III dilakukan lebih awal dari standar kunjungan karena keterbatasan waktu melakukan asuhan di masa pandemi COVID-19. Keluarga berencana tidak terdapat kesenjangan. Selama proses asuhan dilakukan tetap mengikuti protocol kesehatan COVID-19.