Hubungan Aktifitas Fisik Bertani Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia Di Desa Bo’e Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah

Lansia pada umumnya memiliki tingkat aktifitas yang tinggi, sehingga memiliki risiko jatuh yang tinggi yang dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan dan proses degenerasi sel yang terus terjadi. Data menunjukan 58,8 % resiko jatuh tinggi oleh faktor intrinsik dan 62,5 % resiko jatuh tinggi oleh faktor ekstrinsik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik bertani dengan resiko jatuh pada lansia di Desa Bo’e kecamatan pamona selatan kabupaten poso provinsi sulawesitengah. Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan metode Cross Sectional dengan jumlah populasi 100 orang lansia dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Analisis data menggunakan Chi-Square, dengan variabel independen aktifitas fisik dan dependen resiko jatuh. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar memiliki aktifitas fisik tinggisebesar 58 % dan memiliki resiko jatuh tinggi sebesar 70 %. Hasil analisis bivariat dengan ChiSquare dengan tingkat kemaknaan 5 % diperoleh hubungan aktifitas fisik bertani dengan resiko jatuh pada lansia di Desa Bo’e kecamatan pamona selatan kabupaten poso provinsi sulawesi tengah (  ) yaitu 0,001  0.05. Kesimpulan penelitian ini adanya hubungan aktifitas fisik bertani dengan resiko jatuh pada lansia di Desa Bo’e kecamatan pamona selatan kabupaten poso provinsi sulawesi tengah. Sehingga penting untuk menjaga intensitas aktifitas fisik agar bisa menurunkan resiko jatuh.