Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Goutarthritis Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Torue Kabupaten Parigi Moutong

Gout arthritis termasuk salah satu penyakit degeneratif yang menyerang persendian dan paling sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lansia. Gout arthtritis terjadi karena tingginya asupan purin yang berlebihan yang dapat berasal dari pola makan yang kurang baik sehingga mengakibatkan penumpukan kristal kedalam cairan synoval. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gout arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Torue Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik. Pendekatan penelitian bersifat case control. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1139 orang dan pengambilan besaran sampel menggunakan rumus slovin, maka didapat sampel sebanyak 92 orang dengan teknik penarikan sampel dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan 53 responden (57,6%) memiliki pola makan yang baik dan 39 responden (42,4%) memiliki pola makan yang kurang baik. Responden dengan menderita gout arhtritis sebanyak 46 responden (50%), dan responden dengan tidak menderita gout arhtritis sebanyak 46 responden (50%). Analisa bivariat terhadap kedua variabel dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0,000 < alpha (0,05). Penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan pola makan dengan kejadian gout arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Torue Kabupaten Parigi Moutong. Disimpulkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan Puskesmas Torue untuk membuat program penyuluhan tentang pola makan penderita gout arthritis sehingga dapat melakukan pencegahan sedini mungkin agar resiko terjadi gout arthritis dapat di cegah