Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara Pal

Diare pada balita masih menjadi masalah terutama pada Hunian sementara pasca bencana. Meningkatnya kasus diare pada balita di Puskesmas Sangurara ditunjukan dengan peningkatan kasus diare sebanyak 340 setelah bencana. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan ketersediaan air bersih, penggunaan jamban, dan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara Palu. Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analitik pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 340 orang tua yang memiliki balita 1-4 tahun dan sampel sebanyak 77 orang yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil univariat ketersediaan air bersih memenuhi syarat sebanyak 59 responden (76,6%) penggunaan jamban memenuhi syarat sebanyak 60 responden (77,9%) dan kebiasaan mencuci tangan sebanyak 41 responden (53,2%). Hasil uji chi-square menunjukkan ketersediaan air bersih nilai (p value= 0,000 < α 0,05), penggunaan jamban (p value= 0,000 < α 0,05) dan kebiasaan mencuci tangan (p value= 0,000 < α 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan ketersediaan air bersih, penggunaan jamban dan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas sangurara palu. Saran bagi Penduduk hunian sementara diharapkan melakukan tindakan pencegahan diare melalui memanfaatkan ketersediaan air bersih, pemanfaatan jamban dan kebiasaan mencuci tangan yang baik.