Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hernia Inguinalis di Klinik Bedah RSUD Pasangkayu

Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek (bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan). Menurut sifatnya hernia terbagi menjadi hernia reponibel, irreponibel, obstruksi, dan strangulata. Faktor risiko terjadinya hernia yaitu usia, jenis kelamin, obesitas, batuk kronis, lahir premature dan aktivitas yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan kejadian hernia inguinalis di klinik bedah RSUD Pasangkayu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 kasus, dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil analisis bivariate dengan uji chi square diperoleh: variabel usia (p=0,638) atau p>0,05), variabel jenis kelamin (p=1,000 atau p>0,05), variabel indeks massa tubuh (p=0,109 atau p>0,05), dan variabel aktivitas fisik (p=0,879 atau p>0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan kejadian hernia inguinalis di klinik bedah RSUD Pasangkayu