Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Gout Arthtritis pada Pasien di Puskesmas Pasangkayu

Gout arthtritis merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, yang ditandai dengan peningkatan asam urat dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Hasil observasi yang dilakukan terhadap 3 pasien kurus, gemuk, dan obesitas yang berkunjung ke puskesmas pasangkayu 2 menunjukkan bahwa pasien yang gemuk dan obesitas menderita penyakit gout arthtritis di mana kedua pasien tersebut mempunyai pola makan yang berlebihan. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian gout arthtritis di Puskesmas Pasangkayu 2. Jenis penelitian adalah observasional, populasi pada penelitian adalah semua pasien gout arthtritis yang berkunjung ke Puskesmas Pasangkayu 2 Jumlah sampel yaitu sebanyak 33 orang, dengan tehnik penelitian consecutive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square, dengan variabel independen Indeks massa tubuh dan variabel dependen adalah gout atrhtritis. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian gout arthtritis di Puskesmas Pasangkayu 2 ini dibuktikan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena nilai signifikasinya kurang dari 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian gout atrhtritis pada pasien di Puskesmas Pasangkayu 2. Saran bagi Puskesmas Pasangkayu 2 diharapkan dapat melakukan pencegahan-pencegahan terjadinya gout atritis terutama dengan memberikan tindakan preventiv seperti menjaga pola makan dan melakukan kebiasaan olahraga sehingga masyarakat memiliki IMT normal.