Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru

Data World Health Organization (WHO), jumlah kasus ISPA ditahun 2018 sebanyak 2,8 juta dimana sekitar 75% terdapat di negara-negara berkembang. Peran aktif orang tua sangatlah dibutuhkan, sebab pada umumnya yang terserang ISPA adalah balita yang sistem imumnya mudah terpapar infeksi.Jumlah ISPA di Puskesmas Biromaru pada tahun 2019 merupakan kunjungan terbanyak dari 10 penyakit dengan kasus tertinggi,dengan jumlah 3.569 kasus.Hasil observasi, masih banyak ibu yang tidak rutin membawa balitanya untuk diimunisasi,tidak membiasakan anaknya diberikan makanan yang bergizi, membiarkan begitu saja keluarga yang merokok di dalam rumah dan tidak langsung membawa anak ke Puskesmas jika mengalami demam dan batuk.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pearan orang tua dengan kejadian ISPA pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Biromaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain analitik melalui pendekatan Crossectional, Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki anak balita dengan ISPA yang berjumlah 104 orang. Besar sampel menggunakan rumus slovin yaitu 51 responden. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran yang baik sebanyak 36 orang (70,6%) dan sebagian besar mengalami ISPA akut sebanyak 35 orang (69,8%). Hasil uji Fisher Exact Test diperoleh p value 0,000 < a 0,05 dapat disimpulkan terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kejadian ISPA pada anak usia 1-5 tahun. Simpulan peneltiian adalah terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kejadian ISPA pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Biromaru.