Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pasangkayu 2 Kabupaten Pasangkayu

Data terbaru WHO 2018 melaporkan bahwa terdapat 22,9% atau 154,8 juta balita mengalami stunting di dunia. Di Asia, sebanyak 87 juta balita mengalami stunting, Afrika sebanyak 59 juta, dan Amerika Latin serta Karibia sebanyak 6 juta kasus4. Ditiap Negara, Provinsi, serta Kabupaten permasalahan stunting diberi batasan oleh WHO sebesar 20%, sedangkan di Indonesia sendiri yang tercapai baru sekitar 29,6%. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasangkayu 2 Kabupaten Pasangkayu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain cross sectional. Populasi ialah seluruh balita stunting umur 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasangkayu 2 sebanyak 64 balita. Sampel berjumlah 35 sampel, dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square, dengan variabel independen pengetahuan ibu, ASI eksklusif, penyakit infeksi, kesejahteraan keluarga dan variabel dependen stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 responden didapatkan sebagian besar pengetahuan ibu cukup yaitu 19 responden (54,3%). Sebagian besar balita yang tidak mendapatkan ASI ekslusif yaitu 22 responden (62,9 %). Sebagian besar balita yang berisiko penyakit infeksi yaitu 23 responden (65,7%). Sebagian besar balita berasal dari keluarga Prasejahtera yaitu 21 responden (60,0%). Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu, pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi dan kesejahteraan keluarga dengan kejadian stunting pada balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasangkayu 2 Kabupaten Pasangkayu.