Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Baturube Kecamatan Bungku Utara

Stunting merupakan persoalan status gizi balita yang dijelaskan dalam bentuk kegagalan pertumbuhan pengaruh gizi buruk semasa proses prenatal dan postnatal. Berdasarkan data internasional tahun 2017 sebanyak 150,8 juta balita (22,2%) secara global menghadapi masalah stunting, nilai ini terus berkurang hingga tahun 2019 dengan jumlah 144 juta balita (21,3%). Perilaku masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Baturube masih menerapkan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan khususnya tumbuh kembang anak. Seperti menikah usia dini, lebih mempercayai pengobatan dari dukun dibandingkan tenaga kesehatan, sebagian masyarakat masih mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pantangan makan saat ibu hamil, tidak mendapatkan imuniasasi, memberikan makanan preakteal dan makanan pendamping ASI sebelum waktunya, serta kebiasaan ibu merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Baturube Kecamatan Bungku. Jenis penelitian ini kuantitatif, menggunakan desain analitik dengan pendekatan case control, jumlah sampel sebanyak 24 orang terdiri dari 12 responden kelompok case dan 12 kelompok control. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik estimasi proporsi. Instrumen yang digunakan berupa angket, sedangkan analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan sebanyak 76,9% responden memiliki perilaku kurang baik dengan kejadian stunting. Hasil analisis bivariat dengan Uji continuity correction diperoleh adanya hubungan perilaku ibu dengan kejadian stunting pada balita yaitu dengan nilai p 0,014 < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan perilaku ibu dengan kejadiaan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Baturube Kecamatan Bungku Utara.